Sebutan untuk anggota Persaudaraan adalah Warga bukan Pendekar seperti
pada umumnya Persaudaraan"Perguruan" Silat. Sebutan untuk yang sedang
belajar dan berlatih adalah "Adik" Siswa/Murid, sedangkan untuk yang
telah disyahkan disebut Warga. Siswa yang masih dalam proses
belajar/latihan harus memanggil Mas "kakak" kepada semaua Warga SH
Terate.
Untuk menjadi anggota Setia Hati Terate, seseorang harus menjalankan
latihan fisik dan juga penggemblengan mental spiritual minimal 2 tahun Maksimal
Gerak dan Gerakan tangan dan kaki termasuk Senam dan Jurus yang
diajarkan pada tingkatan i
Latihan selama 2 tahun itu dibagi menjadi 4 tingkatan yang masing-masing
tingkatan ditempuh selama 6 bulan latihan.
Siswa Polos
Sebutan lain untuk siswa Polos adalah Hitam yang ditandai dengan Sabuk
berwarna Hitam. Latihan pada tingkatan ini adalah pengenalan tentang
Setia Hati dan Setia Hati Terate, pengenalan gerak dan gerakan yang ada
di SH terate dan beberapa Senam dan Jurus Setia Hati Terate. ni adalah 1-2 Pukulan, Tendangan dan
Pertahanan, Senam ke-30 dan Jurus ke-6.
Arti sabuk polos/hitam Sabuk polos atau hitam secara mendasar mengandung
arti bahwa siswa yg berada di tingkat polos adalah siswa yg buta atau
tidak mengetahui dengan baik organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate.
Warna hitam menunjukkan warna dasar dari pakaian SH Terate sehingga
warna sabuk polos dapat berarti juga siswa polos adalah siswa yg baru
belajar dan baru mengenal Persaudaraan Setia Hati Terate dan tidak boleh
ditunjukan kepada orang lain.
Siswa Jambon (merah muda)
Siswa tingkat Polos yang lulus pada ujian kenaikan tingkat selanjutnya
disebut Siswa Jambon yang ditandai dengan Sabuk berwarna Jambon. Sebutan
Jambon mengacu kepada Warna Sabuk pada tingkatan ini yaitu Merah Jambu
"buah: Jambu biji" Selain peningkatan pemahaman dan pengamalan ke-SH-an
pada tingkatan ini ada penambahan Gerak dan Gerakan maksimal menjadi 3-4
pukulan, tendangan, pertahanan, senam ke-50 dan Jurus ke 13-14.
Sabuk jambon atau merah muda secara mendasar mengandung maksud bahwa
siswa jambon adalah siswa yg mulai mengenal SH Terate dan mengenal arah
yg benar. Warna jambon atau merah muda mengandung arti warna
keragu-raguan, jadi sifat ragu-ragu selalu ada di siswa tingkatan
jambon. Dalam berbagai sumber, jambon juga mengandung maksud adalah
sifat matahari yg terbit atau sifat matahari yg terbenam, yaitu sifat yg
mulai mengarah ke suatu kepastian tetapi masih dalam taraf mengantung
dan belum tetap wataknya.
Siswa Hijau
Siswa Hijau "basa Jawa ijo" ditandai dengan sabuk berwarna Hijau. Pada
tingkatan ini Gerak dan Gerakan tangan dan kaki mencapai 5-6
pukulan,tendangan dan pertahanan,. Jumlah senam antara 46 sampai dengan
60 dan jurus 15 - 20 an. Pada tingkat ini juga mulai diajarrkan senam
dan jurus Toya.
Sabuk hijau secara mendasar mengandung maksud bahwa siswa hijau adalah
siswa yang sudah mantap/tenang hatinya. Warna hijau mengandung arti
warna keadilan dan keteguhan dalam menjalani sesuatu. Sifat inilah yang
di harapkan terbentuk pada siswa hijau, dimana siswa tersebut maupun
berbuat adil, mulai dididik untuk madep, karep, mantep, dengan
mengutamakan ajaran SH Terate.
Siswa Putih (putih kecil)
Siswa Putih adalah tingkatan tertinggi bagi siswa Setia Hati yang di
tandai dengan sabuk putih yang sama ukuran dengan polos, jambon dan ijo.
Semua gerak dan gerakan tangan dan kaki berupa pukulan, tendangan,
pertahanan, senam, jurus termasuk toya, teknik kuncian dan cara
melepaskan dan pernafasan telah diberikan semua kecuali jurus ke-36.
Secara rohani fisik dan rohani tingkat ini sudah siap menjadi Warga
(sebutan Pendekar dalam SH Terate) kecuali siswa yang belum sampai pada
persyaratan usia minimal.
Sabuk putih atau putih kecil adalah tingkatan siswa yg terakhir dalam
latihan Persaudaraan Setia Hati Terate. Sabuk putih berarti bahwa
seseorang yng telah mencapai tingkatan ini adalah orang yang telah
mengerti arah yang sebenarnya dan telah mengetahui perbedaan antara
benar dan salah. Pada tingkatan ini, seorang siswa akan menamatkan
pelajaran SH Terate baik pelajaran olah kanuragan (beladiri) maupun
pelajaran kerohanian/ke-SH-an.
Warna putih melambangkan kesucian, oleh karena itu sifat dan watak yg
diharapkan dari siswa tingkat putih adalah siswa tersebut dapat
bertindak berdasarkan prinsip kebenaran, dan bersikap tenang seperti air
yg mengalir. Dalam suatu pepatah SH Terate disebutkan "tiniti liring,
tindak ing ati"..
Home »
psht indonesia
» Arti dan tingkatan kenaikan sabuk PSHT
Arti dan tingkatan kenaikan sabuk PSHT
Posted by ss
on January 20, 2018
0 comments:
Post a Comment