Home » , » ARTI JULUKAN PSHT RAJA TEGA

ARTI JULUKAN PSHT RAJA TEGA


Hasil gambar untuk GAMBAR PSHT RAJA TEGA
Tentu kita tidak asing mendengar kata tersebt, memang Akhir-akhir ini banyak muncul slogan di kaos-kaos yang berhubungan dengan PSHT. Kemunculkan slogan ini merupakan hasil ide dari beberapa orang saja, seperti contoh : Terate Raja Duel, Terate Raja Tega, Semut Ireng, dll. Salah satu slogan yang mamunculkan kontroversi yaitu “TERATE RAJA TEGA”. Apa maksud sebenarnya slogan ini. Persepsi seorang berbeda-beda, tergantung dari mana sudut pandang yang mereka lihat. Bila kita cermati kata tersebut seolah-olah bahwa warga SH Terate tidak punya rasa belas kasihan alias tega. Hal ini menyebabkan pandangan orang terhadap SH Terate menjadi negatif.

Tetapi perspektif lain menyatakan bahwa raja tega yang dimaksud itu adalah sebuah peribahasa dikalangan orang jawa. Jiwa-jiwa yang sudah terikat dalam ikatan Persaudaraan tidak boleh lepas dari prinsip ini. Antara jiwa satu dengan jiwa lain mempunyai kewajiban saling menghargai, dan saling nasihat menasihati dalam kebaikan dan kebenaran. Selanjutnya bagaimana wajud nyata persaudaraan itu?

Dalam istilah Jawa sebagai salah satu falsafah yang dipegang “Tego Larane Ora Tego Patine” (Tega sakitnya tidak akan tega matinya). Jadi … ketika konsep persaudaraan itu sudah melekat dalam jiwa-jiwa, adalah sudah menjadi kewajiban untuk saling mengingatkan manakala saudaranya berbuat yang tidak baik dan benar. Mengingatkan itu mulai dengan lisan. Apabila masih juga tidak mau mendengarkan, dengan terpaksa prinsip tego larane ora tego patine harus diterapkan. “Dihajar” itu adalah jalan terakhir, jika dengan dihajar itu saudara kita dapat berubah. Namun demikian, menghajar saudara yang tidak mau diluruskan dengan lisan bukanlah tujuan untuk menyakiti. Bagaimana pun konsep ikatan persaudaraan sudah mengikat dalam jiwa-jiwa yang terikat itu.

Meskipun kadang kita harus tega “menghajar” hingga terluka, namun kematian persaudaraan kita adalah rasa “kematian” pada diri kita juga. Bagaiman jika diri kita “mati”? Maka tidak mungkin kita rela mati dengan keadaan yang tidak selayaknya. Maka tego larane ora tego patine, akan tetap melekat dalam setiap jiwa Terate.

Tidak ada yang salah dari slogan “Raja Tega” hanya saja pilihan gambarnya yang tidak sesuai dengan maksud tulisan tersebut. Visualisasi gambarlah yang membuat banyak orang berfikiran negatif tentang istilah Raja Tega.

0 comments:

Post a Comment